Seiring Detak Sang Waktu
Saat ini kuberada pada sisi garis yang terluar
melihat dengan sejuta kecamuk dalam diri ini
gemuruh nafas satu-persatu mengalunkan irama kalbu
satu-persatu menelusuri jejak yang tertinggalkan
ada nada bimbang bercampur keinginan yang kuat
ada detak kemantapan berderai memupuk semangat
satu kaki telah berada pada sisi luar garis itu
bergetar untuk melintasi batas keinginan
pertempuran sunyi masih berlangsung
berharap sebuah kesepakatan yang nyata
hati meratap bersimpuh doa
rasa menghiba pada sebuah keyakinan yang ada
Kulihat hiruk pikuk didalam sana
berbaur keceriaan yang melenakan
tak terlihat jelas garis yang dibawanya
entah apa yang ada dalam benak mereka
Ingin kugerakan rasa untuk ikut berbaur
membagi rasa idelaisme yang dulu menghinggapi diri ini
namun kaki ini tak kuasa melintas garis itu
terpaku dibatas garis keinginan dan harapan lama
angin terus saja berhembus kencang
membawa sejuta perubahan yang tak mampu ditepisnya
kulihat daun-daun itu menari-nari
tak mampu berpijak pada ibu pertiwi
Ada kesedihan jauh dibelantara hati
mengusik relung-relung yang tersayat
namun secercah harap dan do’a
semoga akan ada nuansa lama yang ikut hadir disana, walau dengan warna berbeda
“HIJJAU, sepenggal perjalanan…”